Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IDXCarbon tengah bersiap merealisasikan potensi transaksi besar dalam peta perdagangan karbon nasional.
Bursa Efek Indonesia (BEI) melaluiĀ IDXCarbonĀ tengah bersiap merealisasikan potensi transaksi besar dalam peta perdaganganĀ karbonĀ nasional.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkapkan adanya sinyal kuat minat pembelian unit karbon dalam jumlah pasif, yakni mencapai 1,4 juta ton CO2 ekuivalen (CO2e).
Minap pembelian ini berkaitan erat dengan momentum konferensi iklim global, Conference of the Paties (COP) KE-30, yang diselenggarakan di Brasil.
Angka ini menjadi indikator positif bagi likuiditas pasar karbon Indonesia yang terus mendorong pertumbuhannya oleh regulator dan pelaku pasar.
Jeffrey menjelaskan bahwa permintaan tersebut bukan sekedar wacana, melainkan peluan bisnis nyata yang harus segera ditangkap.
“Ada minat membeli 1,4 juta ton CO2 equivalent dari unit karbon yang tercatat di IDXCarbon,” ujar Jeffrey di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (25/11/2025).
Hal ini menandakan bahwa kredit karbon asal Indonesia, khususnya yang berbasis alam dan energi terbarukan, memiliki daya tarik kompetitif di mata pembeli internasional yang membutuhkan offset emisi berkualitas tinggi.
Momentum menuju COP30 di Brasil dinilai sangat strategis bagi Indonesia. Sebagai sesama negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia, posisi Indonesia dan Brasil menjadi sorotan utama dalam upaya mitigasi perubahan iklim global.
Rencana transaksi ini diharapkan dapat memecah kebuntuan likuiditas di bursa karbon dan membuktikan bahwa mekanisme perdagangan karbon di Indonesia telah berjalan sesuai standar global.
Jika Jika terealisasi, ini akan menjadi salah satu tansaksi terbesar yang pernah dicatatkan IDXCarbon, memberikan sinyal kepercayaan kuat bagi investor dan pengembangan proyek hijau lainnya di tanah air.





















