Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, dituding sebagai dalang banjir yang terjadi di Sumatera.
Awal Mula tudingan tersebut muncul setelah video Zulkifli Hasan dibentak aktor Amerika Serikat (AS), Harrison Ford, viral.
Harrison Ford marah besar karena adanya pembalakan hutan secara besar-besaran di Indonesia.
Kala itu, Zulkifli Hasan menjabat sebagai Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Cuplikan wawancara lawas tahun 2013 itu memicu gelombang kritik yang menguatkan narasi bahwa krisis lingkungan di Indonesia, termasuk di Sumatera, adalah akumulasi dari kebijakan di masa lalu yang kurang berpihak pada keberlanjutan hutan.
Video dokumenter berjudul ‘Years of Living Dangerously’ yang diunggah 11 tahun lalu menampilkan aktor sekaligus aktivis lingkungan, Harrison Ford, menegur Zulhas secara langsung.
Zulkifli Hasan atau Zulhas ditegur terkait kerusakan hutan Sumatera dan pembalakan liar.
Ford menyoroti hubungan kuat antara bisnis dan politik yang menyebabkan eksploitasi hutan secara besar-besaran.
Potongan wawancara Zulhas dan Ford dari YouTube The YEARS Project.
The YEARS Project adalah sebuah proyek multimedia dan edukasi yang bertujuan untuk menginformasikan, memberdayakan, dan menyatukan dunia dalam menghadapi perubahan iklim.
Proyek ini dikenal melalui seri dokumenternya, Years of Living Dangerously, yang menggabungkan keahlian pelaporan dari produser 60 Minutes dengan gaya penceritaan sinematik dari pembuat film Hollywood untuk mengungkapkan kisah-kisah dampak perubahan iklim.
Pada sekitar 2014, Ford mewawancarai Zulhas yang dikemas dalam serial TV dokumenter berjudul Years Living Dangerously.
Dalam wawancaranya, Ford menanyakan perihal temuannya di Taman Nasional Tesso Nilo yang dibabat habis.
Saat ditanya soal itu, Zulhas sempat tertawa hingga Ford menegurnya.
“Ini tidak lucu. Tidak lucu. Hanya tersisa 18 persen. Kami melihat ada jalan-jalan baru, jalan ilegal, hutan ditebang, pohon-pohon tumbang, terbakar di mana-mana.”
“Ini sangat menyedihkan, sangat memilukan melihatnya. Anda juga melihatnya. Apa yang sudah Anda lakukan?” tanya Ford.
“Anda baru lihat terkaget-kaget. Kami tiap hari mencoba untuk menyelesaikan persoalan. Kami baru mengalami apa yang disebut demokrasi,” jawab Zulhas.
Satu di antara cuplikan dalam video itu merujuk pada kondisi hutan Tesso Nilo, Riau.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, pada 28 Oktober 2014, Menhut mengukuhkan Taman Nasional Tesso Nilo seluas 81.793 hektare melalui SK 6588/Menhut-VII/KUH/2014.
Akan tetapi, jauh sebelum itu, kawasan ini telah mengalami penyusutan signifikan.
Memasuki 2012, sejumlah titik mulai berubah kecokelatan.
Pada 2014, hampir separuh kawasan, yang menjadi habitat penting gajah Sumatra telah berubah warna akibat masifnya penebangan hutan.
Klarifikasi Zulkifli Hasan
Momen saat Zulhas menjadi Menteri Kehutanan kembali menjadi pembicaraan setelah terjadi bencana banjir di Sumatra.
Lebih lagi terkait wawancaranya dengan aktor Hollywood Harrison Ford tentang kondisi hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, viral di media sosial.
Zulkifli Hasan menyampaikan klarifikasi soal tudingan dirinya yang disebut sebagai dalang banjir Sumatera.
Dalam tayangan YouTube Curhat Bang Denny Sumargo yang tayang pada Senin (1/12/2025), Zulhas memberikan klarifikasi terkait wawancaranya dengan Harrison Ford.
Zulhas mengaku bertemu dengan Ford antara tahun 2009 atau 2010, diminta oleh almarhum Kuntoro.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengungkapkan sejak awal dirinya sudah mengetahui isi pembicaraan tentang Taman Nasional Tesso Nilo.
Zulhas mengaku sempat menawarkan debat terbuka di depan media kepada Ford. Namun, Ford menolaknya.
Kala itu, ia tengah mengikuti rapat kabinet dan tidak berada di kantornya.
Namun, setibanya di kantor, Zulhas mendapati ruang kerjanya telah diatur menjadi lokasi syuting.
“Saya datang ke kantor rupanya sudah di-setting. Ruang kantor saya, orang kita yah kalau ada bintang terkenal gak ada aturan lagi sudah.”
“Jadi kantor Menteri Kehutanan, 4×4, sudah dipasang 4 kamera, jadi saya duduk dia masuk sebagai wawancara,” katanya, dikutip Tribunnews, Rabu (3/12/2025).
Mantan Ketua MPR itu baru sadar ternyata prosesi syuting yang dijalani dengan peran sebagai penjahat.
“Belakangan saya baru terasa woo ini syuting film, ini (Harrison Ford) heronya.”
“Ya tentu ada penjahatnya kan, ya saya penjahatnya, ya sudah namanya nasib sebagai pejabat, risiko,” terang dia.
Ia dan anak buahnya sejak awal memang sudah merasa aneh, Namun, tak ada yang berani menegur.
Lebih lagi orang tersebut adalah Harrison Ford, bintang terkemuka Hollywood.
“Sebetulnya dari ruang tunggu sudah ada, sudah apalah. Orang-orang kita sudah melihat ini kok ada aneh sebetulnya ya, tetapi sekali lagi orang kita itu negur aja gak berani, ini bintang terkenal ini,” tandasnya.

Zulhas membantah meremehkan isu soal kerusakan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo. Ia menyebut, Ford menggangap Indonesia seperti Amerika.
“Pertanyaannya begini, kenapa pemerintah diam saja Tesso Nilo dirambah begitu banyak orang. Saya kesannya meremehkan, bukan meremehkan. Saya bilang, bukan meremehkan.”
“Dia menganggap Indonesia waktu itu seperti Amerika. Kok kamu kan menteri kenapa kalah itu sama perambah di Tesso Nilo itu,” kata Zulhas.
Zulhas lantas menjelaskan, pejabat di Indonesia kala itu takut dengan rakyat.
Sebab menurutnya, Tesso Nilo dikuasai oleh pihak yang mengatasnamakan rakyat.
Ia juga menyebut, kala itu Tesso Nilo telah dikuasai oleh 50 ribu orang, sehingga ia tak bisa masuk ke Taman Nasional tersebut.
“Saya jelaskan, bung ini bukan Amerika, Amerika sudah negara 200 tahun merdeka.”
“Kita ini baru reformasi, pejabat takut sama rakyat, karena rakyat begitu kuasa. Dulu pilih DPR sekarang pilihan rakyat.”
“Bayangkan, saya mau nangkap di Tesso Nilo itu, jangankan nangkap masuk aja gak bisa karena ada 50 ribu orang di sana yang menguasai Taman Nasional itu,” jelas dia.
Denny Sumargo lantas mempertanyakan, mengapa penjelasan Zulhas tidak sepanjang ini ketika diwawancarai Ford.
“Perasaan bapak menjelaskan gak sepanjang ini Pak di video itu?” tanya Denny Sumargo.
Zulhas menduga, wawancaranya dengan Ford telah dipotong.
“Ya mungkin dipotong, diedit, kan dia yang punya kamera, saya kan gak punya. Kan dia semua timnya, saya gak ada,” jelasnya.
Zulhas lantas menunjukkan peta Sumatera, terutama kawasan Tesso Nilo kepada Denny Sumargo di depan kamera.
Sembari menunjukkan peta itu, Zulhas menjelaskan, Taman Nasional itu tidak boleh diberi izin apapun, sehingga kata dia, tidak ada izin apapun di sana.
“Tapi yang terjadi ini berubah menjadi kebun sawit, itu yang waktu itu saya diprotes oleh orang Amerika itu,” ucapnya.
“Saya mengatakan, waktu itu tidak bisa menindak karena kita lagi zamannya surplus demokrasi (kebebasan), tapi sekarang sudah, ini luar biasa Pak Prabowo, udah ada satgas PKH Pak Menhan ketuanya,” jelas Zulhas.
Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) adalah sebuah tim gabungan lintas lembaga yang dibentuk pemerintah untuk mengembalikan penguasaan negara atas kawasan hutan yang dikuasai secara ilegal, seperti untuk perkebunan atau pertambangan tanpa izin.
Menurutnya, di masa Presiden Prabowo Subianto, sudah ada 4 juta hektar di Taman Nasional itu yang disita negara.
“Ini semua sudah beres, ada 4 juta yang disita negara,” terang Zulhas.
Zulhas menduga banyak penjelasannya yang tidak ditampilkan dalam film dokumenter tersebut.
Penuturannya dalam perbincangan dengan Denny Sumargo jauh lebih lengkap daripada yang muncul di video bersama Harrison Ford.
“Ya mungkin dipotong. Diedit. Kan dia yang punya kamera. Saya kan ga punya. Kan dia semua timnya. Saya ga ada,” kata dia.
Lebih lanjut, Zulhas menjelaskan kenapa dirinya tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi Menteri Kehutanan.
Hal itu karena lahan di Taman Nasional itu telah dikuasai pengusaha-pengusaha besar dan orang asing. Mereka mengatasnamakan rakyat.
“Saya ambil contoh sekalian ya, di Sumatra Utara ini ada namanya Almarhum DL Sitorus 40 ribu hektar, itu hutan lindung yang dijadikan sawit sudah inkrah, saya gak bisa ambil, sekarang baru dapat.”
“Dikuasai sama masyarakat sama dia padahal hukum menyatakan dia bersalah, udah masuk penjara, punya negara, gak bisa kita ambil, lebih kuat. Ini pengusaha-pengusaha besar, banyak juga asingnya di sini tapi depannya pakainya rakyat,” tukasnya.
Zulhas menambahkan, bencana yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat tidak ada kaitannya dengan Tesso Nilo, karena wilayahnya tidak berdekatan.
Profil Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan atau Zulhas adalah politisi yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan (2024–2029) dalam Kabinet Prabowo-Gibran.
Ia sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).
Zulhas dan memiliki rekam jejak panjang di dunia politik nasional.
Berdasarkan LHKPN KPK terbaru, harta kekayaannya naik Rp17,04 miliar dalam setahun.
Biodata Zulkifli Hasan
– Nama lengkap: Zulkifli Hasan
– Nama panggilan: Zulhas
– Tempat lahir: Penengahan, Lampung Selatan
– Tanggal lahir: 31 Agustus 1962 (usia 63 tahun 2025)
– Agama: Islam
– Istri: Soraya
– Anak: 4 orang, termasuk Zita Anjani (politisi PAN)
– Akun Instagram: @zul.hasan
Pendidikan Zulkifli Hasan
– Menyelesaikan pendidikan di Universitas Krisnadwipayana (S1 Ekonomi).
– Aktif dalam organisasi mahasiswa sebelum terjun ke dunia politik.
Karier Politik Zulkifli Hasan
– Menteri Koordinator Bidang Pangan (2024–sekarang) di bawah Presiden Prabowo Subianto.
– Menteri Perdagangan RI (2022–2024) pada Kabinet Joko Widodo.
– Ketua MPR RI (2014–2019), menggantikan Sidarto Danusubroto.
– Wakil Ketua MPR RI (2019–2022).
– Menteri Kehutanan (2009–2014) di era Presiden SBY.
– Ketua Umum PAN (2015–sekarang), menggantikan Hatta Rajasa.
– Sebagai Menteri Perdagangan, ia fokus pada stabilisasi harga pangan dan ekspor.
– Sebagai Menko Pangan, ia dipercaya mengawal program swasembada pangan nasional.
– Pernah menjadi sorotan publik karena beberapa kebijakan kontroversial terkait izin pemanfaatan hutan saat menjadi Menhut.













