Pemerintah dilaporkan sedang mengupayakan pemulihan akses jalur darat ke Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.
Kabupaten di tenggara Provinsi Aceh tersebut dilaporkan terisolasi karena banjir dan belum mendapatkan bantuan pada awal pekan ini.
Sekretariat Kabinet RI menyatakan pemerintah telah mengirim alat berat dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke Aceh Tamiang untuk penanganan pascabencana.
Pasokan logistik dan alat berat dikirimkan dari Kota Medan, Sumatra Utara.
“Dorongan BBM dan alat berat dari Pertamina, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan dalam perjalanan dari Medan menuju Aceh Tamiang. Akses jalur darat semakin hari harus semakin bisa dilalui,” demikian keterangan Sekretariat Kabinet RI, Rabu (3/12/2025).
“Pemulihan akses jalur darat sedang dan terus dilakukan, sehingga seiring waktu kondisi jalan akan lebih baik dan semakin bisa dilalui.”
Dalam video yang bertanggal 1 Desember 2025 yang dirilis Setkab RI, truk-truk tangki BBM dan truk Kementerian PU yang mengangkut ekskavator terlihat bergerak menuju Aceh Tamiang. Jalan yang dilewati masih terendam banjir setinggi bemper truk.
Sebelumnya, warga di Kabupaten Aceh Tamiang mengeluhkan bantuan yang belum masuk usai banjir sejak pekan lalu.
Salah satu warga Aceh Tamiang, Wartini, mengatakan masyarakat terpaksa menggunakan air banjir untuk bertahan hidup.
“Dengan kondisi kami punya tiga bayi, seadanya, apa yang didapat dari snack dari jalan, kami ambil untuk bertahan,” kata Wartini dalam siaran Kompas TV, Selasa (2/12).
“Tidak ada bantuan sama sekali, hanya air-air di jalan ini kami saring untuk bayi-bayi kami, Pak.”
Menurut data BNPB per Rabu (3/12/2025), korban banjir di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara mencapai 753 meninggal dunia. Setidaknya 650 orang masih dinyatakan hilang.
Ketua KPA Sebut 50-70 Persen Rumah Hilang Disapu Banjir di Aceh Tamiang
Kabupaten Aceh Tamiang menjadi salah satu kabupaten paling parah dihantam bencana Siklon Senyar akhir November 2025.
Informasi dari kabupaten yang berbatasan dengan Langkat Sumatera Utara ini, baru mulai terbuka pada hari ketujuh pascabencana, Selasa (2/12/2025).
Wartawan Serambinews.com di Aceh Tamiang, Rahmad Wiguna melaporkan kondisi rumahnya di Kecamatan Karang Baru tenggelam.Â
Â
âSeluruh barang dan alat kerja saya rusak terendam banjir. Alhamdulilah keluarga selamat dan saat ini dalam pengungsian,â kata Wiguna melalui WhatsApp.Â
Ketinggian Air Mencapai 3-4 Meter
Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Kabupaten Aceh Tamiang, Ishak Kureng yang juga baru mendapatkan sinyal handphone melaporkan bahwa rumahnya telah hancur dihantam banjir.Â
â80 persen rumah di kawasan tempat tinggal kami tenggelam. Alhamdulillah keluarga kami selamat,â kata Kureng dalam pesan suara kepada Serambinews.com, malam ini.
Kureng mengatakan baru bisa membalas pesan WA yang dikirim Serambinews sejak dua hari lalu, setelah dapat sinyal seiring mulai surutnya banjir hari ini.
Menurutnya, akses jalan ke Langsa dari Kuala Simpang juga mulai terbuka.
Sementara ke arah Medan, baru buka tutup satu arah, tapi diutamakan untuk truk pengangkut bantuan dan bus penumpang.
âHampir semua kecamatan di Aceh Tamiang terendam air dengan ketinggian antara 3-4 meter. Sebanyak 50 sampai 70 persen rumah hilang disapu banjir dan rusak berat,â kata dia. Â
Ishak Kureng juga melaporkan puluhan ribu warga Aceh Tamiang mengungsi ke sejumlah titik aman, seperti di Paya Bedi, Bukit Rata, Kota Kuala Simpang (di Tanjung Rambut, Pajak Pagi, dan Pajak Hongkong).
âYang paling dibutuhkan sekarang adalah pasokan sembako. Juga bantuan obat-obatan dan pelengkapan medis, karena masyarakat mulai merasakan sakit efek dari banjir. Seperti demam batuk, dan lain-lain,â kata Ishak.
Sementara itu, informasi lain diperoleh Serambinews.com, masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang juga kesulitan mendapatkan bahan bahak minyak (BBM) sehingga kesulitan untuk bergerak mencari bantuan.
Sumber Serambinews menyebutkan, sebanyak 6 dari SPBU di wilaya Aceh Tamiang rusak dihantam banjir.













