- Advertisement -
Online Game

Dinas Kesehatan KabupatenĀ KlatenĀ mencatat kasusĀ leptospirosisĀ mencapai 139 orang hingga 1 Desember 2025. Dari jumlah tersebut, 23 orang meninggal dunia.

Hal ini terungkap dalam kegiatan sosialisasi penyakit menular yang digelar di Pendopo PemkabĀ Klaten, Selasa (2/12/2025), diikuti ratusan peserta dari unsur ASN, tenaga kesehatan, kepala puskesmas, guru SMP-SMA, serta tokoh masyarakat.

- Advertisement -
Online Game

Angka Tertinggi dalam 10 Tahun

Kapokja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DinkesĀ Klaten, Wahyuning Nugraheni, menyebut kasusĀ leptospirosisĀ tahun ini menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.Ā 

Bahkan angka kematian akibatĀ leptospirosisĀ diĀ KlatenĀ disebut paling tinggi se-Indonesia.

Sebagian besar pasien adalah usia dewasa dan lansia, meski ditemukan satu kasus termuda berusia 14 tahun.

Kasus terakhir dilaporkan pada 30 November 2025.

KasusĀ leptospirosisĀ sudah tersebar di 94 desa/kelurahan di seluruh kecamatan se-KabupatenĀ Klaten.

Kecamatan Gantiwarno: 21 kasus

Kecamatan Wedi: 17 kasus

• Kasus Kematian akibat Leptospirosis di Klaten Tembus 22 Orang

Penjelasan Penyakit

Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri Leptospira, menular lewat air kencing hewan (umumnya tikus) yang masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka.

Bakteri ini umumnya menyerang ginjal sehingga pasien harus menjalani cuci darah.

Namun, bakteri juga bisa menyerang paru-paru dan jantung, dengan risiko kematian tertinggi ketika infeksi mencapai organ tersebut.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

GejalaĀ leptospirosisĀ sering disalahartikan sebagai masuk angin biasa. Gejala meliputi:

  1. Demam tinggi
  2. Mual
  3. Sakit kepala
  4. Diare
  5. Nyeri otot atau sendi

Dinkes mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri jika mengalami gejala tersebut setelah beraktivitas di sawah atau lingkungan berisiko.

Sosialisasi Penyakit Menular Lain

Kabid P2P DinkesĀ Klaten, Hanung, menambahkan selainĀ leptospirosis, sosialisasi juga dilakukan untuk tuberkulosis (TBC).

  • Kasus TBC RO (resisten obat): 15 dari 71 kasus
  • Kasus TBC sensitif obat: 1.509 dari target 2.433 kasus
  • Kasus TBC dengan HIV: 48 kasus
  • Kasus TBC anak: 234 kasus

Treatment sukses rate TBC mencapai 82,74 persen, namun terdapat 74 kasus meninggal dunia akibat pasien putus obat.

- Advertisement -
Online Game

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini