- Advertisement -
Online Game

Banjir bandang dan longsor melanda melanda tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar). 

Sejumlah umat Hindu di Medan, Sumut mengalami dampak bencana tersebut. 

- Advertisement -
Online Game

Dari data Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sumut, kurang lebih 100 rumah milik umat Hindu di Kota Medan terdampak banjir. Namun mereka tak sampai mengungsi. 

Sementara itu, jumlah korban bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi tersebut kembali melonjak secara signifikan. 

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Sabtu 29 November 2025 malam, total 303 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 279 orang lainnya masih hilang.

Ketua PHDI Sumut, Surya saat dihubungi Tribun Bali, Minggu 30 November 2025, mengatakan sejumlah umat di Kota Medan terdampak bencana banjir bandang dan longsor. 

“Kalau di Kota Medan ada sebagian yang terdampak, tapi tidak separah daerah lain. Ada memang umat kita di pinggiran kali, di situlah mereka yang kena, daerah situ,” katanya.

Mereka yang terdampak rata-rata bermukim di daerah pinggiran kali yang tersebar di wilayah Jalan Teratai, Jalan S Parman, dan Jalan Mongonsidi, Kota Medan. 

“Daerah yang terdampak di pinggiran kali seperti Teratai, daerah S Parman dan Mongonsidi. Tapi tidak hanya umat Hindu semua, Bhudis, Kristen,” paparnya.

Menurutnya, kawasan tersebut tergenang banjir sehari dan esoknya langsung surut, tak seperti daerah lain yang terdampak yang sampai berhari-hari. 

Surya mengatakan, kurang lebih 100 rumah milik umat Hindu di Kota Medan terdampak banjir. 

“Mereka tidak mengungsi. Di Medan itu, hujan ada banjir, selang sehari, besoknya sudah surut airnya, tidak berhari-hari. Yang di berita itu di luar Medan,” paparnya.

Terkait bantuan, ia menyebut sudah ada dari pemerintah, masyarakat termasuk dari PHDI setempat. 

“Dan Parisada sudah membagikan paket sembako. Besok (hari ini) rencananya 1.000 kotak mie instan kami salurkan,” tambahnya.

Untuk Kota Medan terdampak namun tidak parah. Akses di kawasan tersebut masih lancar. 

Menurutnya, banjir parah terjadi di daerah Sibolga. Namun di daerah tersebut tak ada umat Hindu. 

“Yang diberita itu tidak di Medan, itu di luar Medan, seperti daerah Sibolga, tapi di sana tidak ada umat Hindu,” paparnya.

Ketua PHDI Sumbar, Prof. Dr. Ketut Budaraga mengatakan, untuk di Sumbar hanya satu orang umat Hindu yang terdampak banjir. Di mana rumah umat tersebut sempat terendam banjir. 

“Untuk Sumatra Barat yang kena, astungkara hanya 1 orang, rumahnya kebanjiran, jiwanya selamat,” ungkapnya.

Sementara untuk umat Hindu yang lain tak terdampak banjir. Selain itu, juga tak ada pura yang terdampak banjir. 

Di konfirmasi terpisah, Ketua PHDI Aceh, Paini menyebutkan umat Hindu di Aceh tak ada yang terdampak. 

“Kondisi aman di Aceh, umat kita di Kota Banda Aceh. Kalau banjir di daerah tingkat dua. Misalnya di Takengon, kiri kanan longsor tidak bisa pulang ke Banda Aceh. Daerah timur Aceh ke Medan ada beberapa jembatan putus,” ungkapnya.

“Umat Hindu di sini tidak ada terdampak. Umat kita juga tidak banyak di sini,” imbuhnya.

Ia menyebut, umat Hindu di Aceh kurang lebih 15 kepala keluarga dan semuanya tinggal di Banda Aceh. 

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bahwa hingga Sabtu, 29 November 2025 malam, total 303 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 279 orang lainnya masih hilang. 

Suharyanto menegaskan bahwa pembaruan data ini merupakan hasil pendataan intensif di lapangan. 

Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI-Polri, BNPB, dan relawan terus bekerja tanpa henti untuk memastikan data korban terverifikasi dengan akurat. 

Sumut tercatat sebagai wilayah terdampak paling parah. Suharyanto menyebut adanya peningkatan signifikan pada jumlah korban meninggal dunia di provinsi tersebut. 

Kenaikan jumlah korban di Sumut mencerminkan besarnya skala bencana serta tantangan dalam operasi pencarian dan pertolongan akibat akses yang banyak terputus. 

Sejumlah wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau baru berhasil dievakuasi dan didata setelah tim SAR menembus kawasan terisolasi. 

Provinsi Aceh juga mencatat peningkatan jumlah korban jiwa. Hingga Sabtu sore, BNPB melaporkan 47 orang meninggal dunia, 51 orang hilang, dan 8 orang mengalami luka-luka. 

Wilayah yang terdampak paling parah meliputi Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara. 

Tantangan besar masih dihadapi tim SAR yang berupaya mempercepat pencarian di daerah-daerah dengan akses terbatas. 

Kondisi geografis yang dipenuhi lereng curam serta jembatan yang rusak membuat proses evakuasi berjalan lebih lama. 

Di Sumbar, jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 90 orang. 

Selain itu, 85 orang masih hilang dan 10 orang dilaporkan mengalami luka-luka. 

Dampak terparah dilaporkan terjadi di Padang Panjang, Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kota Padang. 

Sejumlah titik longsor masih menghambat pergerakan tim SAR, sementara infrastruktur seperti jembatan dan akses jalan utama banyak yang terputus. 

BNPB memperkirakan bahwa pendataan korban masih akan terus berkembang seiring terbukanya akses ke wilayah yang sebelumnya terisolasi. (sup/ali) 

Percepat Pencarian dan Buka Akses Terputus

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa data korban yang dirilis pada Sabtu ini bersifat dinamis. 

Tim SAR terus bekerja selama 24 jam untuk mempercepat proses pencarian, membuka jalur yang terputus, dan mengevakuasi warga yang masih terjebak. https://widget.kompas.com/survey/313?separator=survey__separator

Selain operasi penyelamatan, proses distribusi logistik juga dilakukan secara paralel.

Kementerian dan lembaga terkait bersama pemerintah daerah tengah mengupayakan pengiriman bantuan berupa makanan, air bersih, dan kebutuhan darurat lainnya. 

Akses komunikasi yang sempat terputus mulai dipulihkan secara bertahap. 

Layanan kesehatan darurat telah didirikan di beberapa titik pengungsian untuk menangani korban luka dan warga dengan kondisi medis darurat. 

Tim teknis juga melakukan upaya perbaikan pada akses jalan utama guna mempercepat distribusi bantuan dan mobilisasi tim SAR. 

Hingga saat ini, kondisi cuaca di sejumlah wilayah terdampak masih menjadi faktor yang dapat memengaruhi upaya penanganan bencana. 

BNPB terus memantau perkembangan cuaca dan potensi longsor susulan. 

Suharyanto menegaskan bahwa seluruh personel di lapangan diperintahkan untuk mengutamakan keselamatan sambil tetap mengoptimalkan operasi penyelamatan. 

Pemerintah mengimbau masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas. 

Dengan skala bencana yang luas dan jumlah korban yang masih bisa bertambah, upaya mitigasi dan penanganan darurat terus menjadi prioritas utama. 

Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinan mendalam dan memastikan pemerintah bergerak cepat menyalurkan bantuan melalui jalur darat maupun udara. 

Sejumlah pesawat, termasuk tiga Hercules C-130 dan satu A-400, telah dikerahkan untuk mempercepat distribusi logistik ke wilayah terdampak. 

Presiden melalui akun @presidenrepublikindonesia, Jakarta, Sabtu 29 November 2025, seperti dilansir Kompas.com menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengirim bantuan meski menghadapi tantangan cuaca buruk dan akses yang terputus. 

Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada seluruh korban dan keluarga terdampak. 

“Mari kita senantiasa bersatu dan bergotong royong, mendoakan serta membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana. Semoga masa yang sulit ini dapat segera kita lewati,” kata Presiden. (ali)

- Advertisement -
Online Game

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini