
Tragedi tanah longsor terjadi di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada Minggu siang 16 November 2025.
TragediĀ tanah longsorĀ terjadi di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, KabupatenĀ Banjarnegara,Ā Jawa TengahĀ pada Minggu siang 16 November 2025. AkibatĀ longsor, ada lebih dari 800 jiwa dari empat RT yang mengungsi.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengungkapkan sejumlah pengontrol dan pemicu longsor tersebut. Di antaranya, lereng curam.
“Material vulkanik yang menumpang di atas batu lempung-napal Formasi Halang yang merupakan bidang gelincir gerakan tanah yang sering terjadi di Kabupaten Banjarnegara,” ucap Wafid, melalui keterangan tertulis, Senin 18 NOvember 2025.
Faktor lainnya seperti tanah pelapukan yang gembur, mudah runtuh, dan jenuh air ditambah curah hujan tinggi dan berdurasi lama yang meningkatkan tekanan pori. Kemudian kemungkinan adanya rembesan atau aliran bawah permukaan serta pemotongan lereng untuk permukiman atau akses jalan.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menjelaskan kondisi terkini operasi pencarian korban tanah longsor di Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara.
Syafii mengatakan bencana di wilayah tersebut memiliki karakter yang hampir sama dengan longsor di lokasi lain di Jawa Tengah, yakni aliran longsor yang menyapu permukiman warga yang berada di tepi ketinggian.
Kemudian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Basarnas menyampaikan Selasa (25/11/2025) menandai hari ke-10 operasi pencarian 16 warga yang masih hilang akibat bencana tanah longsor di Dusun Kalibening, Desa Pandanarum, Banjarnegara tersebut.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, hari ini adalah hari ke-10 sekaligus hari terakhir operasi SAR.
“Fokus operasi di sektor C, yaitu bagian paling bawah atau ālidah longsoranā yang memiliki ketebalan material lebih dari 10 meter hingga 25 meter di beberapa titik,” kata Abdul Muhari.




















